Sunday, October 26, 2014

KAPAL LAUT = MANUSIA posted by IYUS TRAYA




KAPAL LAUT = MANUSIA



"nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

- Lagu Anak2 Nusantara


Ketika gw denger lagu itu,yang ada d bayangan gw adalah orang2 indonesia jaman dulu naik kapal pinisi. Kapal model asli indonesia berasal dr suku bugis. Menurut skrip I Lontarak chronicle La lagaligo, Kapal yang sudah ada sejak tahun 1500an ini, memiliki banyak perlambang2 keren baik dr bentuk kapal,jumlah layar maupun dari pembuatannya penuh dengan perlambang2 positif dan bernilai budaya. Seperti jumlah layar nya yang ada 2  besar yang berartikan 2 kalimah syahadat dan ada 7 layar kecil yang memiliki perlambang surah alfatihah.
Btw,Pernah denger ga sih yang dulu namanya phinisi nusantara? Dulu kapal itu terkenal banget,d masa kecil gw. Sebuah project besar bangsa indonesia yang ditujukan untuk membanggakan indonesia di acara expo tahun 1986 di kanada.
Kenapa gw tertarik bahas kapal? Karena menurut gue, manusia itu seperti kapal laut.
Setiap kapal laut punya tujuan dan fungsinya masing2. Kapal penangkap ikan untuk menangkar ikan di laut agar dpt dikonsumsi oleh smua yang ada di darat. Kapal perang untuk melindungi wilayah negara, dan banyak fungsi kapal. Kapal itu pasti ada tujuannya,ada koordinat yang mesti dicapai. Sepertinya tujan Allah menciptakan planet yang namanya bumi ini memang spesial. Kalo dilihat dari persentase daratan dengan lautan,ternyata lebih besar luas lautan. Sekitar 70 persen luas bumi adalah lautan ( menurut sumber stastistik.ptkpt.net ) Dan lebih spesial lagi, buat manusia yang hidupnya di negara kepulauan seperti indonesia (satu2nya atau ada yg lain? –jepang-) yang dimana walaupun wilayah daratan kita terpisah oleh perairan, tp kita tetep satu. Seperti semboyan indonesia,Bhinneka tunggal ika..kita seharusnya makin menyadari apa yg kita harus baca dr bentuk bumi yang lebih banyak lautan.
Lautan itu seperti gambaran dr ilmu tuhan, ketika lo hanya meminum air nya yg berada di permukaan,lo g akan dpt pelepas dahaga,lo akan slalu ngrasa haus walaupun meminum sebanyak apapun. Begitu juga ketika lo belajar ilmu Tuhan hanya dr permukaannya aja,yang ada hanyalah pertentangan,perbedaan malah bisa menimbulkan perselisihan. Akan tetapi beda ketika lo menyelam ke dalam dasar laut, smua hal2 yg berguna ada di dalamnya,pemandangan terumbu karang yang indah,beberapa ikan yang dagingnya nikmat skali dimakan,rumput lautnya juga skrg diolah dan jadi makanan favorit,begitu juga ketika lo belajar melihat ilmu Tuhan dari hakekat yg diajarkan lo akan menemukan samudra ilmu pengetahuan yang g akan habis2nya :)
Gw pernah membahas di bab sebelumnya, bahwa kehidupan itu mengalir seperti sungai, dan manusia menjadi nahkoda di perahunya. Itu baru contoh kecil, karena perumpamaan sungai dan perahu itu seperti kehidupan pribadi. Seperti visi dan misi pribadi. Tapi kalo bicara laut dan kapalnya, maka gw ingin memberi contoh yang lebih luas. Sungai selalu bermuara di laut. Begitu juga kehidupan pribadi kita. Visi dan misi kita secara pribadi, pada akhirnya harus mengalir juga di laut yang maha luas. Ini berarti, visi dan misi pribadi kita, pada akhirnya akan bermuara ke rahasia kehidupan yang jauh lebih luas lagi. Seluruh sungai di unia ini, pada akhirnya disatukan di laut. Begitu juga, kita sebagai manusia. Yang awalnya punya misi sendiri-sendiri, punya impian sendiri-sendiri, pada akhirnya toh harus berkumpul juga di lautan luas ini.
Sebagai ‘sungai’, apa yang kita bawa ke laut? Apakah kita hanya akan membawa sampah, lumpur, dan kotoran ke laut? Ataukah kita akan membawa mineral dan unsur-unsur kehidupan yang membuat laut menjadi sumber kehidupan? Semua menjadi pilihan kita sendiri. Yang harus kita ingat, apapun yang buang ke laut, tak akan pernah merubah kebesaran laut itu sendiri.
Kembali lagi tentang kapal, yang mengarungi laut, maka kita sebagai manusia akan menjalani kehidupan dan hikmah yang lebih luas. Jika sungai diibaratkan kehidupan duniawi, maka laut adalah adalah kehidupan duniawi dan kehidupan akherat sekaligus. Permukaan laut selalu tampak sama. Tapi ia menyimpan rahasia maha megah yang tak pernah terpikirkan manusia. Makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya mungkin jauh lebih beragam ketimbang yang ada di darat. Laut terlihat seperti memisahkan daratan, tetapi sebenarnya laut itu menyatukan daratan pula. Ia adalah jembatan menuju ke pulau-pulau lain. Menuju kehidupan yang berbeda. Menuju budaya, dan keunikan yang berbeda di daratan yang lain.
Begitu pula hikmah kehidupan. Agama, suku, atau ras, adalah daratannya. Laut sebagai jembatannya adalah bagaikan hikmah yang sama. Jika kita menyelami laut ‘hikmah’ itu, kita akan menyadari bahwa bumi merupakan satu kesatuan yang unik, yang tampak tercerai berai, tapi sebenarnya disatukan oleh kesamaan yang nyata.
Dan kapalnya adalah diri kita sendiri. Kita lah nahkodanya. Orang Indonesia di jaman dahulu kala, telah mampu menjelajahi dunia-dunia lain di belahan bumi ini, dengan ketangguhan dan ketangkasannya menguasai kapal dan ilmu kelautan. Perahu Phinisi telah mampu ‘merajai’ lautan, membuktikan bahwa bangsa Indonesia, bukanlah bangsa yang terbelakang dan ketinggalan. Bangsa ini dulunya maju secara teknologi, dan budaya. Dan kapal phinisi adalah buktinya yang paling jelas. Hal ini semakin memacu gw untuk memperbaiki diri agar menjadi nahkoda kapal Phinisi gw sendiri. Menjelajahi kehidupan dengan gagah, penuh tantangan, penuh petualangan yang menegangkan namun mengasyikkan. Mengarungi laut kehidupan yang penuh rahasia, dengan segala tantangan badai dan ombaknya. Gw pengen jadi nahkoda kapal phinisi gw sendiri yang mampu mengunjungi tempat-tempat penuh misteri, mempelajari budaya orang, mengenal mereka lebih dalam, dan mengikat tali persaudaraan.
Dan laut adalah ‘jembatan’ untuk semua itu. ‘Jembatan’ yang terbentuk dari ribuan dan bahkan jutaan aliran sungai yang mengalir dari daratan yang berbeda-beda. Semua bersatu di laut. Menandakan bahwa semua unsur daratan yang berbeda-beda dan berjauhan ini, toh pada akhirnya menyatu di lautan. Menunjukkan bahwa walaupun manusia berbeda-beda, pada akhirnya mereka mempunyai sebuah kesatuan yang sama.
Pelajarilah ilmu kapal lo sendiri. Ilmu laut lo sendiri. Lo yang paling tahu arah kehidupan yang ingin lo tuju. Lo paling tahu dermaga mana yang paling ingin lo singgahi. Lo paling tahu daratan asing mana yang ingin lo jelajahi. Tetapi lo gak akan bisa melakukan itu semua sebelum lo menguasai ilmu tentang kapal kehidupan lo sendiri. Tentang ilmu laut hikmah hidup sendiri.
Kapal phinisi dan laut yang luas ini telah memberi pemahaman kepada gw, bahwa hal manusia harus punya segala hal untuk mampu mengarungi kehidupannya sendiri. Jika nggak, ia bakal terseret arus, karena gak tau cara mengendalikan kapalnya. Ia bakal terhantambadai, karena gak tahu cara membaca cuaca, ia bakal terhantam ombak, karena gak tau cara membaca gejala lautan.
Pada akhirnya, sejarah kecil tentang perahu phinisi yang merajai lautan di masa lalu, bukanlah sebuah kebanggan semu. Ia memberi pelajaran, dan memberi inspirasi. Agar kita, sebagai pribadi, mampu bersatu dalam keaneka ragaman yang unik, untuk saling mengenal, memahami, berinteraksi, dan pada akhirnya saling memberi kebaikan. Karena tak seperti penjelajah pada umumnya yang kemudian menindas, dan menguasai, para nahkoda kapal phinisi tak pernah sedikitpun membuat kerusakan di dalam perjalanannya.

Inilah jiwa orang Indonesia sesungguhnya. Kita pantas malu. Dan kita harus belajar.

2 comments:

  1. Soulful yus!!! Keren nih,, sukses terus dunia akhirat ya bro... :)

    ReplyDelete
  2. thanks rann..amien ya allah terharu ama doanyaa

    ReplyDelete