Skizofrenia.
Buat beberapa orang kata ini terdengar asing,dan membuat sedikit ribet di saat pengucapannya. Akan tetapi buat gw,Kata asing itu yang menentukan jalan kehidupan gw dan keluarga gw untuk sampai ke titik skrg. Fase kehidupan itu yang menentukan dan memberikan pelajaran hidup yang berharga (paling tidak) bagi gw sendiri. Kenapa gw bilang menentukan? Karena kebetulan kakak sulung gw, adalah pengidap penyakit skizofrenia selama lebih dari 20 tahun dan keluarga gw adalah keluarga orang dengan skizofrenia (ODS)
Gw akan mengenalkan terlebih dulu apa sebenernya skizofrenia ke temen2. Skizofrenia menurut “Surviving schizophrenia” karangan E. Fuller Torrey MD adalah orang yang dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda dari orang di sekitar mereka. Mereka bisa mendengar/melihat/menghidu (mencium bau)/merasakan hal yang tidak dialami oleh orang lain (halusinasi), misalnya mendengar suara (yang cenderung menjadi halusinasi yang paling umum). Mereka mungkin memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan dalam hal yang tidak benar (delusi), misalnya bahwa orang membaca pikiran mereka, mengendalikan pikiran mereka atau berencana menyakiti mereka. Ketika dunia mereka kadang-kadang tampak menyimpang akibat halusinasi dan delusi, orang dengan skizofrenia dapat merasa takut, cemas dan bingung. Mereka bisa menjadi begitu kacau sehingga mereka dapat merasa takut sendiri dan juga dapat membuat orang di sekitar mereka takut. Apabila temen2 mau penggambaran secara visualnya, ada di film nya Ron howard yang berjudul “Beautiful Mind” yang rilis tahun 2001 dan dibintangi oleh Russell crowe. Buat yang tertarik buat nonton bisa nonton langsung d link d bawah ini :)
Skizofrenia Tidak mempunyai
penyebab tunggal. Seperti penyakit kronis umum lainnya, seperti diabetes dan
penyakit jantung, berbagai faktor secara bersama-sama seperti genetic,
lingkungan maupun cedera otak saat proses kelahiran diperkirakan memberikan
kontribusi untuk berkembangnya skizofrenia
Gw membaca artikel mengenai
penyakit Skizofrenia di www.peduliskizofrenia.org bahwa sebenernya pengidap penyakit tersebut bisa
beraktifitas secara normal kembali. Syaratnya terapi yang benar dan obat
psikotik yang teratur serta dukungan masyarakat lingkungan sekitar yang
positif. Kalo gw mengutip artikel dr Jakarta post 1 agustus 2013 hasil
wawancara dengan Menteri kesehatan Ali ghufron mukti, lebih dari 90% penderita
schizophrenia tidak mendapatkan akses buat penanganan medis yang baik dan
benar. Padahal menurut Diah Setia utami, staf Menteri kesehatan bidang
kesehatan mental penderita scizoprenia makin meningkat drastis dr tahun ke
tahun dikarenakan stress di kehidupan modern dan kebudayaan individual yang
makin parah. Dan masi menurut sumber yang sama Indonesia termasuk salah satu
negara yang paling buruk dalam menangani penderita schizophrenia. Masyarakat
masi menganggap pengidap penyakit schizophrenia sebagai penyakit yang mengancam
masyarakat sekitar dengan perilakunya. Malah Di banyak daerah terpencil penanganan
orang schizophrenia ada yang dikurung dan dipasung.
Jujur, awalnya gw dan
keluarga juga berpikiran yang sama dengan smua orang kalo skizofrenia adalah
penyakit kutukan, yang memalukan. Kita sudah pernah ada di tahap gamau bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar. Tapi setelah gw pahami, Tuhan memberikan semua
kejadian dan cobaan pasti ada maksudnya untuk diri masing2 agar lebih baik.
Paling tidak, itu yang gw rasain selama ini. Malahan gw jadi banyak belajar
dari org yang berpenyakit skizo atas usaha mereka utk menjadi manusia yang
lebih baik lagi. Jadi, sekarang gw ga malu lagi untuk bercerita kalo kakak saya
mengidap skizo. Mudah2n dengan tulisan di blog ini, akan makin banyak orang yang
mengerti dan mengajak agar kita smua lebih peduli dan mengenal lebih dalam
mengenai orang yang menderita schizo serta cara penanganannya. Bismillah.
“Derita bukanlah bencana, akan tetapi
merupakan pengalaman bermakna”
Anta Samsara
(Pengarang
“Gelombang Lautan jiwa” yang juga pengidap skizofrenia)
email me for discuss at iyus_1999@yahoo.com :)